Kunjungi Juga Klub Sastra Kami

SASTRA MEDUSA

Selasa, 06 Agustus 2013

Korelasi Pola Makan Buruk Dengan Obesitas

STUDI KORELASI POLA MAKAN BURUK DENGAN OBESITAS


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Kajian Pustaka
Derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah pola makan. Pola makan yang baik dan benar dapat menjadikan tubuh seseorang menjadi sehat dan terhindar dari bermacam penyakit. Sebaliknya, pola makan yang buruk bisa mengakibatkan seseorang mudah terkena berbagai penyakit, di antaranya adalah obesitas. Makan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan seseorang menderita kelebihan berat badan, atau dalam istilah medisnya biasa dikenal dengan sebutan obesitas.

Namun, sebelum beranjak ke materi inti tentang pola makan buruk yang dapat menyebabkan obesitas, tentunya perlu untuk dijelaskan dulu beberapa pengertian tentang pola makan itu sendiri, dan tentu saja apa itu obesitas. Berikut disajikan beberapa pengertiannya menurut para ahli.

Pola adalah sesuatu yg diterima seseorang dan dipakai sebagai pedoman, sebagaimana diterimanya dari masyarakat sekelilingnya.[1]

Makan, menurut Ustadz Zan Zainul, merupakan proses awal membangun tubuh yang ideal dan proporsional, sedangkan gizi atau nutrisi adalah kandungan terpilih dari makanan yang kita cerna.[2]

Masih membahas tentang pengertian makan, menurut Wahyu Salvana, Makan adalah sebuah proses yang penting bagi tubuh. Dengan makan, tubuh kita mendapatkan nutrisi sekaligus energi yang dibutuhkannya untuk mempertahankan hidup.[3]

Jika kedua kata di atas digabung, akan membentuk kalimat pola makan. Menurut Harper, pola makan (dietary pattern) adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologism budaya, dan sosial.[4]

Menurut Suhardjo, pola makan adalah cara seseorang atau kelompok untuk memilih dan mengkonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, budaya, dan sosial. Pola makan dinamakan pula dengan kebiasaan pangan, pola pangan.[5]

Pola makan dapat pula diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu.[6] Jika melakukan sesuatu, tentunya ada hasil yang dicapai atau yang ditentukan dari melakukan kegiatan tersebut. Dalam hal ini, pola makan juga ikut menentukan kesehatan bagi tubuh kita.


Pola makan terbagi menjadi dua, yaitu pola makan sehat dan pola makan buruk. Yang dimaksud degan pola makan sehat adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.[7]

Sedangkan pola makan yang buruk menyebabkan asupan makanan yang masuk ke tubuh menjadi tidak teratur. Seseorang bisa saja hanya makan dua kali sehari, tapi dilakukan pada sore dan malam hari dalam porsi yang banyak dalam sekali makan. Hal ini bisa menyebabkan obesitas. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebih.[8]

Menurut Bray dalam hasil penelitian Ayu Fina, obesitas atau kegemukan adalah ketidakseimbangan jumlah makanan yang masuk dibanding dengan pengeluaran energy oleh tubuh. Obesitas juga sering didefinisikan sebagai kondisi abnormal atau kelebihan lemak yang serius dalam jaringan adipose sehingga mengganggu kesehatan.[9] Sedangkan James mengatakan bahwa Obesitas merupakan gangguan metabolis komplek yang disebabkan oleh banyak faktor termasuk genetik dan faktor lingkungan dimana kejadian obesitas merupakan kombinasi dari kedua faktor tersebut.[10]

Menurut Suitor dan Hunter, yang dimaksud dengan kelebihan berat badan (over-weigth) adalah kelebihan berat badan diatas 30% dari berat normal. Sementara itu, obesitas (obesity) adalah kelebihan berat badan sebanyak antara 10-20% dari berat normal.[11]

Secara patofisiologi, obesitas adalah proses penimbunan triasilgliserol berlebih pada jaringan adiposa karena imbalance (ketidakseimbangan antara asupan energi dengan penggunaannya). Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya (psychobiological cues for eating) sehingga berdampak terhadap penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh.[12]

Obesitas terjadi bila asupan energi melebihi penggunaannya sebagai akibat perubahan genetik maupun lingkungan pengertian biokimiawi dalam tubuh menentukan rasa kenyang dan lapar, termasuk pemilihan macam makanan, selera dan frekuensi makan seseorang. Kondisi dan aktifitas menyimapan kelebihan energi di jaringa dipositi dikomunikasikan ke system saraf sentral melalui mediator leptin dan sinyal-sinyal lain.[13]

Namun, ada juga yang menyatakan bahwa kegemukan (obesitas) sebenarnya tidak identik dengan kelebihan berat badan, melainkan terkait dengan komposisi tubuh dimana terjadi kelebihan lemak. Kelebihan lemak inilah yang berkaitan dengan kejadian metabolic syndrome, yang merupakan resiko gangguan kesehatan pada obesitas.[14]

***


[1] _____, Pola, http://kamusbahasaindonesia.org, 13Maret 2013, 11.14 wita
[2] _____, Pengertian dan Definisi Makan, http://carapedia.com, 13 Maret 2013, 11. 46 wita
[3] Ibid
[4] Universitas Sumatera Utara, Thesis Pola Makan Sehat dan Seimbang, http://repository.usu.ac.id, 13 Maret, 2013, 11.32 wita
[5] _____, Studi Korelasi Kesiapan Belajar Siswa di Sekolah dipandang dari Kebiasaan Asupan Sarapan Siswa, http://riehdrie.blog.uns.ac.id, 7 Maret 2013, 10.54 wita
[6] Admin, Pengertian Pola Makan, http://tipsku.info, 13 Maret 2013, 11.24 wita
[7] Ibid
[8] _____, Obesitas, http://id.wikipedia.org, 7 Maret 2013, 11.12 wita
[9] Fina, Ayu, Thesis Obesitas, http://lib.uin-malang.ac.id, 7 Maret 2013, 11.14 wita
[10] Ibid
[11] Ibid
[12] Ibid
[13] Ibid
[14] Ibid

0 komentar :

Posting Komentar


 
Copyright (c) 2010 open your eyes to this big world... . Design by WPThemes Expert

Blogger Templates and RegistryBooster .