Kunjungi Juga Klub Sastra Kami

SASTRA MEDUSA

Selasa, 06 Agustus 2013

Korelasi Ekspektasi Pencapaian Prestasi Siswa Dengan Pola Tidur Siswa Yang Berasrama


STUDI KORELASI TENTANG EKSPEKTASI PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR DENGAN POLA TIDUR SISWI BERASRAMA






SHABRINA IZZATI ADLIAH
SMA NEGERI 10 SAMARINDA
SAMARINDA
2012/2013

DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................ 2
BAB I Pendahuluan..................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 3
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................... 4
1.4 Hipotesis........................................................................................... 4
1.5 Manfaat............................................................................................. 5
BAB II Kajian Teori.................................................................................... 6
BAB III Metode Penelitian............................................................................. 9
3.1 Desain Penelitian................................................................................. 9
3.2 Latar Penelitian................................................................................... 9
3.3 Sampel Penelitian................................................................................. 9
3.4 Keterbatasan Penelitian.......................................................................... 9


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Prestasi adalah salah satu unsur mutlak yang ingin dan harus dimiliki oleh para siswi. Karena prestasi akan menentukan pandangan orang terhadap siswi tersebut, bagaimana cara ia belajar dan bekerja dengan baik, bersosialisasi, bertanggungjawab, dan lain sebagainya.

Hal ini tentu dapat menentukan masa depannya, akan menjadi orang seperti apa dirinya kelak. Jika seorang siswi mendapat banyak prestasi pada masa mudanya, tentu mudah baginya untuk menemukan sebuah tempat yang cocok untuknya bekerja, yang sesuai dengan harapannya.

Maka dari itu, tak jarang ditemukan siswi yang belajar dengan sungguh-sungguh, demi mendapatkan prestasi. Segala cara ditempuh untuk mendapat prestasi yang baik. Salah satunya adalah dengan menerapkan pola belajar hingga larut malam. Tentu kebiasaan belajar yang sering adalah kebiasaan yang baik. Namun adakalanya menjadi tidak baik.

Belajar yang terlalu lama hingga larut malam akan menyebabkan pola tidur yang buruk, karena waktu tidur menjadi tidak teratur. Hal ini terutama dialami oleh para siswi berasrama, karena biasanya belajar bisa dilakukan bersama. Sehingga memakan waktu lebih lama daripada waktu belajar secara individu. Hanya karena ingin mencapai nilai yang maksimal di sekolah, tidak harus ditempuh dengan jalan seperti ini. Karena pola tidur yang buruk bisa berakibat buruk baik pada fisik maupun psikologis siswi.


1.2 Rumusan Masalah
  1. Apa korelasi antara ekspektasi pencapain prestasi belajar siswi dengan pola tidur siswi berasrama?
  2. Apa pengaruh pola tidur yang tidak teratur?
  3. Bagaimana cara menangani pola tidur yang tidak teratur?

1.3 Tujuan Masalah
Untuk memberi informasi pada para siswi berasrama mengenai hubungan antara ekspektasi prestasi diharapkan ingin tercapai dengan pola tidur mereka. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membenahi kembali pola tidur yang tidak teratur akibat belajar yang terlalu berlebihan pada malam hari. Untuk menjaga kesehatan fisik maupun mental para siswi.

1.4 Hipotesis
Ekspektasi pencapaian prestasi oleh para siswi tentu sangat tinggi, hal itu demi menunjang masa depan para siswi itu sendiri. Ekspektasi pencapaian prestasi menjadi pendorong semangat mereka untuk terus belajar, agar dapat mencapai cita-cita mereka. Tentu karenanya para siswi menjadi giat belajar, bahkan hingga larut malam.

Sebenarnya hal ini dapat mengganggu pola tidur para siswi, khususnya bagi mereka yang berasrama. Karena di asrama, umumnya siswi cenderung memilih untuk melakukan belajar bersama ketimbang secara individual. Karena hal itu pula waktu yang dibutuhkan untuk belajar menjadi semakin lama, karena belajar bersama lebih banyak diselingi dengan percakapan-percakapan antarteman. Hal ini tentunya mengurangi keefektifitasan waktu belajar. Dan akhirnya, di saat mereka seharusnya sudah tertidur lelap, mereka masih sibuk berkutat dengan soal-soal latihan dan percakapan antarteman.

Pola tidur yang tidak teratur dapat menyebabkan terganggunya kesehatan fisik, karena bisa menyebabkan kantuk sepanjang hari. Hal ini justru dapat dialami siswi pada siang harinya, saat efektif jam belajar untuk sekolah sehingga sangat mengganggu. Selain itu tubuh bisa menjadi mudah lelah karena kurang istirahat.

Pikiran atau mental juga dapat terganggu karena kelelahan. Daya ingat dan konsentrasi akan menurun, sehingga tidak dapat menyerap pelajaran dengan optimal saat belajar di sekolah. Hal ini tentunya sangat merugikan siswi.

Jalan yang kira-kira tepat untuk masalah ini adalah mengurangi waktu belajar bersama saat malam, digantikan dengan belajar bersama teman seasrama saat sore hari. Sedangkan saat malam hari digunakan untuk belajar secara individual, agar materi pelajaran lebih cepat masuk ke otak, dan dapat tidur lebih awal sehingga waktu istirahat tidak terganggu.


1.5 Manfaat
Para siswi yang tinggal dalam lingkungan asrama dapat mengefektifitaskan waktu belajar di asrama, sehingga para siswi tidak kekurangan waktu istirahat. Sehingga para siswi dapat menyerap pelajaran dengan lebih efektif, tanpa memerlukan waktu yang lama. Para siswi juga tidak akan mengalami kelelahan fisik karena istirahat atau tidur adalah salah satu upaya untuk menjaga keadaan fisik tetap bugar.


BAB II
KAJIAN TEORI

Tingkat pencapaian prestasi belajar oleh para siswi, khususnya yang berasrama, memiliki kaitan yang erat dengan pola tidur. Seperti sudah dijelaskan sedikit di atas, pola tidur siswi berasrama umumnya tidak teratur, dikarenakan tingginya ekspektasi pencapaian prestasi siswi. Semakin tinggi ekspektasi yang mereka terapkan pada diri mereka sendiri, bisa jadi semakin tinggi pula tingkat ketidakteraturan pola tidur yang mereka alami. Berikut akan dijelaskan variabel-variabel penelitian mengenai hal-hal terkait menurut para ahli.

Ekspektasi adalah harapan, sesuatu yang dijadikan target oleh para siswa, atau singkatnya adalah sesuatu yang ingin dicapai. Ekspektasi yang dimaksud di sini berhubungan dengan tingkat tinggi atau rendahnya prestasi belajar yang diinginkan siswi.Prestasi belajar adalah serangkaian kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar, dimana kedua kata tersebut saling berkaitan dan diantara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda.

Menurut Djamarah prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.[1] Sedangkan yang dimaksud dengan prestasi dalam pendapat Sardiman A.M adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar.[2] Prestasi menurut A. Tabrani adalah kemampuan nyata (actual ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha.[3] Menurut W. S. Winkel, prestasi adalah bukti usaha yang telah dicapai.[4]

W. J .S. Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainnya).[5] Di lain pihak, Mas’ud Hasan Abdul Qohar berpendapat bahwa prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang memperolehnya dengan jalan keuletan.[6] Sementara Nasrun Harahap mengemukakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.[7]

Di sini kata prestasi digabungkan dengan kata belajar. Belajar sendiri mempunyai beberapa pengertian menurut para ahli.

Menurut Hamalik, belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan, dimana penyaluran dan pelatihan itu terjadi melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosial.[8]
Menurut Gagne, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi menjadi kapabilitas baru.[9]

Sementara Morgan berpendapat bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman. Witherington juga mengemukakan belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.[10]

Ekspektasi prestasi belajar para siswi, khususnya yang berasrama mempunyai hubungan erat dengan pola tidur. Para siswi dapat belajar hingga larut malam jika berada di asrama, karena umumnya mereka memilih untuk belajar bersama teman mereka dan lebih sering diselingi dengan obrolan tidak penting. Hal ini akan menghabiskan waktu yang cukup lama, sehingga waktu tidur pun berkurang juga. Ini dapat menyebabkan gangguan pola tidur.

Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang relatif menetap dan meliputi:
  1. Jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun
  2. Irama tidur
  3. Frekuensi tidur dalam sehari
  4. Mempertahankan kondisi tidur, dan
  5. Kepuasan tidur.[11]
Gangguan pola tidur adalah kondisi ketika individu mengalami atau beresiko mengalami perubahan pada kualitas ataupun kuantitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan.[12]

Sedangkan tidur adalah kondisi organisme yang sedang istirahat secara reguler, berulang dan reversible dalam keadaan mana ambang rangsang terhadap rangsangan dari luar lebih tinggi jika dibandingkan dengan keadaan jaga.[13]

Menurut Guyton & Hall, tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya.[14] Menurut Potter & Perry, tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.[15]

Dan menurut Robinson, tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin, kardiovaskuler, respirasi dan muskuloskeletal.[16]


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
Untuk dapat melakukan penelitian, peneliti melakukan beberapa langkah seperti berikut:
  1. Peneliti memahami arti dari variabel-variabel bahan-bahan yang diujikan;
  2. Peneliti mengumpulkan bahan-bahan data yang berkenaan dengan topik masalah;
  3. Peneliti menentukan lokasi penelitian dan mengambil sampel 85 siswa (50 %) dari keseluruhan siswi-siswi di sekolah tersebut;
  4. Peneliti membuat kuesioner mengenai hubungan ekspektasi prestasi belajar dan pola tidur siswi berasrama;
  5. Peneliti mengumpulkan data dan menganalisa data;
  6. Peneliti menuliskan laporan akhir penelitian.

3.2 Latar Penelitian
Tempat  : SMA Negeri 10 Samarinda, Asrama Putri 1 dan 2
Waktu    : Mei 2013


3.3 Sampel Penelitian
Peneliti telah memutuskan untuk mengambil sampel penelitian dari para siswi yang bersekolah di SMA Negeri 10 Samarinda. Karena sekolah tersebut menyediakan fasilitas asrama untuk para muridnya, yang dapat menunjang pelaksanaan penulisan laporan penelitian ini.

Pemilihan sampel penelitian ini diutamakan hanya pada para siswinya saja, karena sesuai dengan topik yang diangkat. Pemilihan sampel dilakukan secara acak atau random sampling dari para siswi kelas X dan XI.


3.4 Keterbatasan Penelitian
Hambatan yang ditemui peneliti dalam menjalankan penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Peneliti kekurangan sumber bahan untuk menulis rancangan awal (kajian teori) sehingga hanya mengambil sumber dari internet;
  2. Peneliti tidak memiliki dana untuk membuat, mencetak, dan menyebarkan kuesioner pada para siswi yang menjadi sampel penelitian;
  3. Waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian tidak sebanding dengan waktu yang tersedia, sehingga peneliti kekurangan waktu untuk mengumpulkan data dan menuliskan laporan penelitian.

***

[1] Yasin, Sanjaya, Pengertian Prestasi Belajar Definisi Menurut Para Ahli, http://www.sarjanaku.com, 21 Mei 2013, 16.50
[2] Huda, Harul, Pengertian Prestasi adalah, http://harulhudabk.blogspot.com, 21 Mei 2013, 16.50 wita
[3] Ibid
[4] Ibid
[5] Yasin, Sanjaya, Pengertian Prestasi Belajar Definisi Menurut Para Ahli, http://www.sarjanaku.com, 21 Mei 2013, 16.50
[6] Ibid
[7] Ibid
[8] Ibid
[9] Ibid
[10] Ibid
[11] Prayitno, A, Gangguan Pola Tidur pada Kelompok Usia Lanjut dan Penatalaksanaannya, http://www.univmed.org, 23 Mei 2013, 23.14 wita
[12] Carpenito, Lynda Juall, Diagnosis Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis Edisi 9, http://books.google.co.id, 24 Mei 2013, 01.00 wita
[13] Ibid
[14]Siagian, Horashenry, Pengertian Tidur, http://allaboutslept.blogspot.com, 23 Mei 2013, 23.20 wita
[15] Ibid
[16] Ibid

0 komentar :

Posting Komentar


 
Copyright (c) 2010 open your eyes to this big world... . Design by WPThemes Expert

Blogger Templates and RegistryBooster .