IDENTITAS BUKU
Judul : Sejarah Nasional Indonesia Jilid II
Pengarang : Marwati Djoened Poespanegoro Nugroho Notosusanto
Penerbit : Balai Pustaka
Kota : Jakarta
Tahun : 1998 (cetakan kedelapan)
Tebal : 553 + xxiv
Ukuran : 23 x 15.5 cm
No. ISBN : 979–407–408-X
Sejarah
adalah hal yang penting untuk dipelajari, mengingat ia merupakan suatu catatan
peristiwa masa lampau yang menentukan keadaan masa kini. Mempelajari sejarah
bangsa berarti mengungkap cerita tentang bangsa itu sendiri sehingga lebih
menghargai bangsa sendiri. Hal ini juga dapat memperkaya wawasan dan dijadikan
acuan atau referensi dalam kegiatan pembelajaran.
Salah satu sejarah bangsa Indonesia dapat
dipelajari melalui kerajaan-kerajaan yang berdiri dan berjaya di masa lampau,
sehingga membawa dampak terhadap kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini. Buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid II karya
Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto dapat dijadikan sebagai salah
satu sumbernya.
Sebenarnya, buku Sejarah Nasional Indonesia dibagi dalam 6 jilid. Masing-masing
jilid membahas hal yang berbeda, namun masih menyangkut mengenai sejarah bangsa
ini. Daftar lengkapnya adalah sebagai berikut.
1. Jilid I : Jaman Prasejarah di Indonesia
2. Jilid II : Jaman Kuna (awal M – 1500 M)
3. Jilid III : Jaman Pertumbuhan dan Perkembangan
Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (± 1500 M–1800 M)
4. Jilid IV : Abad Kesembilanbelas (± 1900 M–1942 M)
5. Jilid V : Jaman Kebangkitan Nasional dan Masa Akhir Hindia Belanda (± 1900
M–1942 M)
6. Jilid VI : Jaman Jepang dan Jaman Republik Inonesia (± 1942 M–1984M)
Buku
Sejarah Nasional Indonesia Jilid II
ini sendiri sudah masuk edisi ke-4, dan merupakan buku sejarah Indonesia
pertama yang substansial hasil karya orang Indonesia sendiri. Tujuan buku ini
adalah menyajikan uraian sejarah bangsa Indonesia dari masa awal masuknya
pengaruh budaya India hingga berakhirnya masa kekuasaan kerajaan Majapahit yang
telah berjasa menyatukan bangsa Indonesia serta menceritakan tentang
kerajaan-kerajaan di Indonesia yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha,
dari pandangan orang Indonesia sendiri terhadap bangsanya.
Buku
ini merupakan karya referensi yang lengkap karena membahas sejarah kerajaan
Indonesia yang bercorak hindu-buddha yang diawali dengan sejarah masuknya
kebudayaan hindu-buddha itu sendiri ke Indonesia.
Dimulai
dari pembahasan mengenai hubungan perdagangan antara Indonesia dengan India dan
Cina. Dituliskan pula nama kitab-kitab dan daerah-daerah yang berhubungan
dengan proses masuknya kebudayaan asing ke dalam negeri Indonesia ini. Namun
sayangnya, tidak dijelaskan proses masuknya kebudayaan hindu-buddha di sini
berdasarkan teori-teori kolonialisme (Teori Brahmana, Ksatria, dan Waisya)
serta Teori Arus Balik
Nama-nama
kerajaan yang masuk dalam pembahasan di buku ini ada banyak. Di antaranya
adalah Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Melayu, Mataram Kuno (Wangsa
Syailendra dan Sanjaya), Kediri, Janggala, Balidwipamandala, Sunda, Singasari,
serta Majapahit. Namun sayangnya, untuk kerajaan Mataran Kuno pada wangsa
Sanjaya tidak begitu banyak penjelasan mengenainya
Pembahasan
mengenai kerajaan-kerajaan di atas dijelaskan secara runtut. Pembahasan yang
masuk ke dalam buku ini mencakup banyak hal. Di antaranya adalah nama kerajaan,
sumber-sumber yang terkait dengan keberadaan kerajaan, wilayah, nama-nama raja
yang berkuasa, masa keemasan kerajaan, kehidupan masyarakat dan agama, struktur
birokrasi, peristiwa perpindahan ibukota kerajaan, konflik perebutan kekuasaan,
pernikahan politik, sampai karya-karya seperti kesusastraan
Buku
ini bahkan mencantumkan kutipan karya khas kebudayaan zaman dulu seperti
mantra, isi prasasti, serta kitab-kitab. Selain itu, diberikan penjelasan atas
istilah-istilah asing seperti wangsakerta,
guna-dharma, indu-kirana, dan sebagainya.
Buku ini disusun berdasarkan referensi
yang banyak. Hal inilah yang menyebabkan data-data di buku ini lengkap. Pembaca
juga dipermudah untuk mengerti maksud dari kalimat-kalimat asing yang
membutuhkan penjelasan, dan melihat sumber langsung yang diambil untuk menyusun
buku ini dari footnote yang diberikan
penulis.
Selain itu, daftar sumber buku yang
dijadikan referensi untuk menyusun buku ini disusun berdasarkan bab-bab.
Sehingga lebih mudah untuk mengetahui sumber-sumber yang dipakai untuk menyusun
buku ini. Misalnya untuk sumber materi mengenai Kerajaan Kutai pada bab
pertama, dipisahkan dengan sumber materi mengenai Kerajaan Majapahit pada bab
delapan, dan seterusnya
Di
bagian akhir buku juga disertakan indeks yang memudahkan pembaca untuk mencari
keterangan dengan menggunakan kata kunci tertentu
Tak
lupa, penulis menyertakan berbagai foto dan gambar (misalnya gambar wilayah
kekuasaan kerajaan, persebaran kebudayaan hindu-buddha) di bagian akhir buku
Namun
hal ini justru menjadikan buku ini terkesan full-text
karena tidak diselingi gambar berwarna pada bagian pembahasannya. Ditambah
huruf yang digunakan pada tulisan dalam buku berukuran kecil, membuat buku
kurang menarik untuk dibaca. Apalagi untuk golongan siswa sekolah dasar dan
menengah yang membutuhkan buku semacam ini sebagai bahan referensi
Dari
segi isi, buku ini layak dijadikan sebagi sumber atau referensi bagi kalangan
umum untuk mengetahui sejarah mengenai kerajaan-kerajaan Indonesia di masa
lampau. Namun dari segi kemasan buku ini kurang menarik, karena beberapa faktor
yang telah disebutkan di atas
Harapannya
ke depan semoga buku ini bisa dikemas lebih menarik (misalnya di bagian
pembahasan diselingi dengan gambar berwarna, cover diganti menjadi lebih atraktif, dsb) sehingga para generasi
muda Indonesia tertarik untuk mempelajari sejarah bangsanya sendiri lewat buku
referensi yang lengkap dan menarik.
0 komentar :
Posting Komentar