Sunyi malam perlahan mengagungkan malamnya
Tiada cahaya mentari lagi yang mampu menghalaunya
Sesaat setelah langit jingga memudar
Berganti biru tua nan luas tanpa batas
Kesenyapan perlahan menyelimuti
Yang perlahan tlah digusur olehnya
Bermandikan nyanyian binatang malam
Kegelapan, kepekatan
Perlahan terusik oleh hadirnya rembulan
Yang menetaskan bintik-bintik cahaya
Kunang-kunang
Angin pun berebut
Saling berkejaran tanpa tujuan
Detik-detik berlalu lambat
Berganti perlahan demi perlahan
Mengiringi lintasan angin dingin
Menyeret paksa lautan awan
Menyurutkan terang rembulan
Pun sang angin seolah enggan menampakkan cahaya bulan kembali
Bulan yang sedang penuh
Berusaha agar tetap dapat menduduki singgasananya
Maka ia semakin terang memaparkan cahayanya
Yang akhirnya angin pun terpaksa mengalah
Kembali menyeret awan
Duduk di hadapan muka bulan
Malam itu kembali senyap
Dengan corak langit biru yang semakin menua
Mengiringi detik-detik waktu
Hingga langit jingga kembali menampakkan dirinya
Dan sang mentari berganti dengan sang bulan
Menduduki singgasana maha luasnya
Di langit yang perlahan membiru muda itu..